Mewahnya Ruang Banggar Diusulkan 4 Anggota
KOMPAS/RIZA FATHONIRuang Banggar Senilai Rp 20 M - Wartawan melihat Ruang Banggar yang baru di kompleks Gedung DPR, Jakarta, Rabu (11/1/2012). Ruang di Gedung Nusantara II DPR tersebut menghabiskan anggaran lebih dari Rp 20 miliar. Upaya renovasi itu untuk mengoptimalkan kapasitas ruang, memperbarui sistem penerangan, pendingin, sound system, akustik, lantai, dan plafon.
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Mewahnya ruang kerja Badan Anggaran atau Banggar di Gedung Nusantara I Dewan Perwakilan Rakyat disebut diusulkan oleh empat anggota DPR kepada Sekretariat Jenderal DPR sebagai pelaksana renovasi. Hal itu diketahui saat Badan Kehormatan DPR (BK DPR) mengklarifikasi Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh beserta jajarannya di Komplek DPR, Selasa (17/1/2012).
"Ada pengusulnya. Kalau jumlahnya empat orang," kata Ketua BK M Prakosa seusai mengklarifikasi pihak Setjen DPR. Namun, Prakosa tak mau menjawab apakah empat anggota itu dari pihak Banggar atau bukan.
Sumirat, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, mengatakan, pimpinan Banggar yang menentukan spesifikasi barang yang diajukan konsultan perencana dari PT Gubah Laras. Salah satunya yakni kursi impor seharga Rp 24 juta per unit.
Ketika pernyataan Sumirat itu dikonfirmasi, Prakosa menjawab, "Keterangan Sumirat pegang saja. Yang dikatakan dia jangan ditanyakan saya lagi."
Prakosa mengatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi empat orang itu. Pasalnya, dia mengatakan, ada dugaan ketidakpatutan dalam pelaksanaan proyek yang menghabiskan dana Rp 20,3 miliar itu. Jika mengacu pada aturan pemerintah, maka renovasi itu hanya memerlukan dana Rp 2,7 miliar. Namun, Prakosa menambahkan, angka itu membengkak lantaran ada tambahan berbagai barang, seperti furnitur, lampu khusus, peredam suara, sound system, dan CCTV.
"Sekarang kita telusuri usulan spesifikasi canggih ini dari mana. Kalau yang mengusulkan spesifikasi ini dengan spesifikasi yang berlebihan, ini bisa kita indikasikan ada hal yang tidak patut," kata politisi PDI-P itu.
Prakosa menambahkan, pihaknya sedianya meminta keterangan pimpinan Banggar pada siang tadi. Namun, mereka tidak bisa hadir dengan berbagai alasan.
Wakil Ketua Banggar Melchias Mekeng ketika dikonfirmasi mengenai pernyataan Sumirat menjawab, "Saya tidak mau menanggapi sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal sehat."
"Ada pengusulnya. Kalau jumlahnya empat orang," kata Ketua BK M Prakosa seusai mengklarifikasi pihak Setjen DPR. Namun, Prakosa tak mau menjawab apakah empat anggota itu dari pihak Banggar atau bukan.
Sumirat, Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, mengatakan, pimpinan Banggar yang menentukan spesifikasi barang yang diajukan konsultan perencana dari PT Gubah Laras. Salah satunya yakni kursi impor seharga Rp 24 juta per unit.
Ketika pernyataan Sumirat itu dikonfirmasi, Prakosa menjawab, "Keterangan Sumirat pegang saja. Yang dikatakan dia jangan ditanyakan saya lagi."
Prakosa mengatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi empat orang itu. Pasalnya, dia mengatakan, ada dugaan ketidakpatutan dalam pelaksanaan proyek yang menghabiskan dana Rp 20,3 miliar itu. Jika mengacu pada aturan pemerintah, maka renovasi itu hanya memerlukan dana Rp 2,7 miliar. Namun, Prakosa menambahkan, angka itu membengkak lantaran ada tambahan berbagai barang, seperti furnitur, lampu khusus, peredam suara, sound system, dan CCTV.
"Sekarang kita telusuri usulan spesifikasi canggih ini dari mana. Kalau yang mengusulkan spesifikasi ini dengan spesifikasi yang berlebihan, ini bisa kita indikasikan ada hal yang tidak patut," kata politisi PDI-P itu.
Prakosa menambahkan, pihaknya sedianya meminta keterangan pimpinan Banggar pada siang tadi. Namun, mereka tidak bisa hadir dengan berbagai alasan.
Wakil Ketua Banggar Melchias Mekeng ketika dikonfirmasi mengenai pernyataan Sumirat menjawab, "Saya tidak mau menanggapi sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal sehat."
0 komentar:
Posting Komentar