Kamis, 05 April 2012

ADA YANG INGET SINETRON KELUARGA CEMARA ?


Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi Emak
Selamat pagi Abah
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih Emak
Terima kasih Abah
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti
Agil sama Ara! Teteh mau jualan opak dulu ya
Ya Teh…
Jangan lupa bilang sama Abah ya!
Ya Teh…
Ya,
Mau permen…
Permen, permen apa?
Permen apa aja…
A.., Teteh berangkat dulu ya…
Ya Teh…
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Selamat pagi Emak
Selamat pagi Abah
Mentari hari ini berseri indah
Terima kasih Emak
Terima kasih Abah
Untuk tampil perkasa bagi kami putra putri yang siap berbakti
Lirik soundtrack sinetron keluarga cemara diatas pasti sangat akrab dengan anak-anak yang lahir di tahun 90-an kebawah. Yah, lagu tersebut sebagai bagian awal bila sinetron ini akan tayang. Kalau tidak salah, stasiun yang menyiarkannya waktu itu adalah RCTI. Sinetron yang diambil dari novel karya Arswendo Atmowiloto ini mampu menyedot perhatian banyak masyarakat karena kesan sinetronnya yang alami, tidak dibuat-buat dan sesuai dengan budi bangsa yang menjunjung tinggi tata krama masyarakat yang ada.
Hal ini sungguh menjadi ironi, bila kini kita menyaksikan di televisi sekarang. Sebagian besar sinetron keluarganya sudah sangat tidak alami, dibuat-dibuat, lebay dan terkesan dipaksakan. Jangan terlalu harap kita akan sering menemukan sinetron keluarga yang mendidik. Sungguh anehlah, yang lebih parah lagi sinetron anak-anak SD/SMP sekarang malah banyak yang merusak mental anak-anak bangsa. Contohnya, seperti siasat untuk mencelakakan teman, cinta-cintaan, meniru orang dewasa dll. Juga yang sudah menjadi pandangan umum orang Indonesia adalah Ibu Tiri itu jahat (mungkin ini sudah ada sejak film zaman baheulak yang isinya tentang derita anak tiri yah?)
Tidak ada (Belum ada) yang mencoba untuk membuat sinetron sesuai dengan budaya bangsa. Apakah karena kurang komersil? Hmm, mungkin kalau alasannya karena duit pemerintah perlu membuat badan yang menangani pembuatan film sosial dan budaya yang disubsidi oleh pemerintah (mendingan subsidi film daripada subsidi bensin yang menghabiskan 120T pertahun yang dominan untuk asap mobil orang-orang kaya).
Ahh, merindukan kembali lagi adanya film/sinetron keluarga yang alami dan mampu menghidupkan nuansa keharmonisan keluarga yang kentara dengan komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua.  Semoga keharmonisan keluarga cemara selalu menjadi milik kita semua

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | JCPenney Coupons